Deli Serdang,
Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah mengapresiasi baik Deklarasi Anti Hoax dan Anti Kekerasan yang diinisiasi oleh jajaran Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara. Pasalnya hoax atau berita bohong dapat menjadi fitnah yang bisa memecah belah bangsa.
Hal itu disampaikannya pada acara menyambut hari Amal Bakti Kementerian Agama (Kemenag) ke- 73 dengan menggelar Deklarasi Anti Hoax dan Anti Kekerasan, di Gedung Serba Guna Pemprov Sumut, Jalan Williem Iskandar, Deli Serdang, Senin (25/3).
“Saya ucapkan selamat kepada Kementerian Agama Sumut yang sudah melakukan deklarasi anti hoax dan anti kekerasan ini. Tentunya hal seperti ini akan mewujudkan Sumut yang aman dan bebas dari isu-isu berkaitan dengan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) serta ujaran kebencian. Insya Allah, dengan kesepakatan dan kebulatan tekat kita semua, Sumut akan terjaga dan terhindar dari berita hoax dan kekerasan,”ujar Wagub Sumut yang akrab disapa Ijeck ini.
Lebih lanjut dikatakannya, Pemerintah Provinsi Sumut berkeinginan agar Sumut senantiasa kondusif, aman dan kehidupan masyarakatnya maju, sejahtera dan bermartabat, “Untuk itu mari kita tingkatkan kewaspadaan, ketelitian dan harus menelusuri betul setiap informasi yang tersebar. Sebab, apabila kita mudah saja percaya dan ternyata itu berita hoax, berarti kita telah menjadi korban dan tidak saja merugikan diri sendiri tapi juga orang lain,”jelas Ijeck.
Hal senada juga disampaikan Kepala Wilayah Kementerian Agama Sumut, H Iwan Zulhami. Dikatakannya, hoax jika ditinjau dalam prespektif agama, khususnya dalam sejarah agama Islam telah disebutkan menjadi penyebab pertama guncangan besar bagi tatatan keislaman yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Hal itu terjadi saat terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan yang kemudian disebut sebagai peristiwa Al Fitnah Al Kubra (Fitnah Besar).
“Saat itu Umat Islam saling menebar berita bohong tentang pembunuhan Khalifah Utsman untuk kepentingan politik sehingga terjadi perpecahan dalam sejarah Islam yang bermuara pada peperangan antara Ali dan Muawiyah. Kemudian lahirlah sekte-sekte dalam Islam. Oleh karena itu, tidak aneh jika Sayidina Ali kemudian menasehati umat Islam agar jangan mau berada dalam kekacauan tersebut lantaran terprovokasi berita bohong,”katanya.
Oleh karena itulah, lanjut Kakanwil Kementerian Agama Sumut menjelaskan, kondisi saat ini terutama menjelang Pemilu tanggal 17 April 2019, banyak ditemui di media sosial berita hoax dan ujaran kebencian yang tidak bertanggungjawab.
“Untuk itu, mari kita bersama siswa madrasah se- Sumatera Utara, satu kata menolak hoax dan ujaran kebencian serta fitnah dengan dalih apapun. Kita menginginkan Pemilu berjalan damai, jujur dan adil. Kegiatan ini diikuti oleh 17.419 siswa madrasah tingkat Tsanawiyah dan Aliyah,”ujarnya sembari menyebutkan kegiatan ini pun sudah tercatat dalam rekor MURI sebagai deklarasi anti hoax yang diikuti oleh jumlah siswa madrasah terbanyak.
Hadir pada acara tersebut Duta Besar Maroko dan Republik Islam Maukitania, Drs H Hasrul Azwar, Anggota DPRD Sumut, H Yulizar Parlaguhat Lubis, Ketua Majelis Zikir Al Zikra Sumut KH Amiruddin MS, Ketua FKUB Sumut, Maratua Simanjutak, Wakil Ketua MUI Sumut, Dr H Abdul Hamid Ritonga, Komisioner KPU Sumut, Mulia Banurea S.Ag. MSi dan Kakan Kemenang Kab/kota se Sumut.
Sumber : Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu