*Baru Dua Pekan Dilantik, Presiden dan Wapres Kunjungi Sumut
Gunung Sitoli-
Dua pekan Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, keduanya memilih Sumatera Utara sebagai provinsi pertama yang dikunjungi. Setelah Jokowi mengunjungi pengungsi Sinabung beberapa waktu lalu, giliran Jusuf Kalla yang mengunjungi Sumut untuk membuka pelaksanaan Sidang Raya Ke-16 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Gunung Sitoli, Selasa (11/11).
“Belum lagi sebulan pemerintahan Pak Jokowi-JK, Sumut menjadi provinsi pertama yang dikunjungi dalam rangkaian tugas presiden dan wakil presiden, ini tentu menjadi spirit bagi masyarakat Sumut,” ujar Gatot dalam sambutannya. Menanggapi apa yang dikatakan Gubsu itu, Jusuf Kalla dalam sambutannya mengakui dirinya baru dua pekan dilantik sebagai Wapres dan terkesan dengan kesederhanaan pembukaan Sidang Raya PGI.
“Sebelum pemerintah mengimbau agar pelaksanaan acara tidak digelar di hotel, PGI sudah melakukannya dengan menggelar siding dari desa ke desa,” ujar Jusuf Kalla.
Gubsu dalam sambutannya mengatakan, kunjungan Wapres ke Pulau Nias bukanlah yang pertama kali. Dimana tahun 2005 silam, ketika Nias dihantam gempa dahsyat yang adalah gempa terkuat ke dua di dunia setelah tahun 1965, sebagai wakil presiden, JK juga hadir. Gatot mengungkapkan terimakasih atas perhatian dan kepedulian JK pada Sumut dan Nias.
Mengenang kembali peristiwa yang pernah dialami Nias berupa bencana tsunami dan gempa dahsyat, Gubsu mengungkapkan rasa syukur saat ini Nias telah bangkit. “Cobaan yang pernah dialami Nias kala itu memang sangat menyedihkan, tetapi pengalaman itu juga memberi kekuatan baru bagi masyarakat untuk melanjutkan kehidupan,” ujarnya.
Kami percaya, dengan komitmen dan semangat baru ini, pulau Nias, yang masa lalu porak poranda diterjang gelombang tsunami dan gempa bumi dahsyat, sekarang Nias bangkit dari keterpurukannya dan akan berubah menjadi Nusa Indah andalan Sumatera Utara, yang nyaman, indah, aman dan sejahtera.
Sementara itu, Jusuf Kalla dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya keberagaman dan solidaritas. Menurutnya, seluruh warga negara patut bersyukur karena bangsa ini memiliki keanekragaman luar biasa, terdiri dari bermacam suku, adat, agama dan budaya, yang tidak terjadi di banyak negara. “Kebhinekaan kita adalah kekuatan kita,” ujar JK .
Dikatakan JK, Aceh dan Nias yang lepas dari bencana membuktikan bahwa solidaritas, saling menolong menjadikan semuanya kembali normal. Kata JK, waktu itu 50 negara ikut membantu Nias kembali normal. “Bencana terbesar dalam sejarah Indonesia pun bisa dilalui,” katanya.
JK berharap forum Sidang Raya PGI ke XVI tahun 2014 ini mampu merumuskan pokok-pokok tugas panggilan bersama terutama dalam pengamalan pancasila guna menanggulangi kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan sebagaimana sub tema dari sidang raya ini.
Hadir menyertai rombongan Wapres, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Hukum dan HAM RI Hamonangan Yasona Laoli. Pembukaan Sidang Raya Ke-16 Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia (PGI) yang berlangsung di Lapangan Olahraga Gunung Sitoli, Nias, Selasa (11/11) dihadiri hamper 3 ribu orang. Sejak pukul 08.00 wib, para peserta dan undangan Sidang Raya PGI mengikuti ibadah pembuka sebelum kehadiran Wakil Presiden dan Gubernur Sumatera Utara sekitar pukul 11.25 WIB di lokasi.
Hadri juga Walikota Gunung Sitoli, para bupati se kepulauan Nias, anggota DPR RI dan DPD RI, ketua dan segenap fungsionaris PGI wilayah Sumut, para pimpinan gereja-gereja, pemuka agama, pemuka adat, tokoh masyarakat, panitia dan seluruh peserta sidang raya pgi dari seluruh Indonesia.
Dalam laporannya, Walikota Gunung Sitoli Martinus Lase yang adalah Ketua Umum Panitia melaporkan kegiatan Sidang Raya mengungkapkan Sidang Raya diikuti oleh 2.000 peserta dari seluruh Indonesia. Kegiatan didukung dana partisipasi warga jemaat dari empat sinode, sumbangan dari Peerintah Provinsi Sumut Rp 2,5 M dan kontribusi kabupaten kota se Kepuauan Nias Rp 8 milyar.