MEDAN
Sumatera Utara (Sumut) yang agraris dengan ketersediaan pangan yang cukup dan petani yang sejahtera merupakan salah satu target pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari pemberian bibit unggul padi, jagung, kedelai, serta berbagai alat dan mesin pertanian.
Sepanjang tahun 2019, Pemprov Sumut di bawah pimpinan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah berhasil meningkatkan produksi sejumlah komoditas tanaman pangan dan hortikultura, seperti padi, jagung dan cabai. “Produksi padi tahun 2019 diperkirakan sebesar 5.352.342 ton gabah kering giling atau meningkat sebesar 0,23 % dibandingkan dengan produksi padi tahun 2018,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina, Selasa (31/12), di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30 Medan.
Produksi jagung tahun 2019 diperkirakan sebesar 1.823.259 ton atau meningkat sebesar 7,71 % dibandingkan dengan tahun 2018. Produksi cabai pada tahun 2019 diperkirakan sebesar 174.425 atau meningkat sebesar 11,93 % dibandingkan dengan tahun 2018. Peningkatan produksi juga terjadi pada komoditas sayur-sayuran lainnya seperti kentang, wortel, kol/kubis dan juga pada komoditas buah-buahan seperti durian dan jeruk.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Dahler Lubis menambahkan, untuk meningkatkan produksi padi, Pemprov menyalurkan bantuan bantuan benih unggul padi bersertifikat seluas 48.788,31 hektare di 29 Kabupaten/Kota. Pemprov juga menyaluran bantuan benih unggul jagung bersertifikat seluas 36.246 hektare di 24 Kabupaten/Kota. Menyaluran bantuan benih unggul kedelai bersertifikat seluas 790,2 hektare (Ha) di 7 Kabupaten/Kota.
Juga diserahkan bantuan benih unggul Bawang Merah seluas 365 Ha yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota, benih unggul Bawang Putih seluas 635 Ha di 10 Kabupaten, benih unggul Cabai seluas 265 Ha di 10 Kabupaten/Kota, serta bibit unggul pisang sebanyak 24.000 batang di 5 kabupaten.
Pemprov juga menyaluran bantuan fasilitasi pasca panen Power Thresher Multiguna sebanyak 20 unit di 7 Kabupaten, bantuan fasilitasi pasca panen Corn Sheller sebanyak 27 unit di 12 Kabupaten, fasilitasi pasca panen Combine Harvester sebanyak 5 Unit, alat angkut roda 3 sebanyak 14 unit di sejumlah daerah kabupaten di Sumut.
Juga Penyediaan Alsintan Prapanen Pompa Air (PA) sebanyak 206 Unit di 25 Kabupaten/Kota, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier sejumlah 5.250 Ha di 25 Kabupaten/Kota, Irigasi Perpompaan sebanyak 7 Unit di 4 Kabupaten, Pembangunan Embung Pertanian sebanyak 9 Unit di 8 Kabupaten, serta pengembangan jalan produksi pertanian/jalan pertanian sebanyak 55 unit di 14 Kabupaten.
Meningkatkan ketahanan pangan, Pemprov juga telah memberikan bantuan ternak kepada 421 kelompok masyarakat di 30 Kabupaten/Kota se-Sumut. Jumlah dan jenis ternak yang diberikan antara lain ternak sapi unggul sebanyak 2.176 ekor, kerbau unggul lokal sebanyak 304 ekor, kambing sebanyak 980 ekor, domba sebanyak 1.000 ekor, dan itik sebanyak 2.400 ekor.
“Pemprov juga berhasil mengembangkan kemitraan dengan 330 orang/mitra peternak ayam boiler dengan jumlah ternak 14.400.000 ekor. Serta kemitraan sebanyak 63 orang/mitra peternak sapi potong dengan jumlah ternak 2.100 ekor, di 15 kabupaten/kota,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap.
Selain itu, untuk mendorong peningkatan populasi ternak sapi, Pemprov berhasil memproduksi semen beku sebanyak 30.000 dosis. Terlaksananya perkawinan melalui inseminasi buatan pada 112.000 akseptor sapi/kerbau. Dengan kebuntingan sebanyak 79.000 ekor dan kelahiran 62.000 ekor. Serta telah diterapkan teknologi transfer embrio sebanyak 40 ekor sapi dengan tingkat kebuntingan sebesar 42,5 % (17 ekor).
Pemprov juga berhasil menambah cadangan pangan pemerintah, seperti tersedianya cadangan pangan di Bulog sebesar 53.585,87 kg dalam rangka menanggulangi bencana. Tersedianya cadangan pangan di masyarakat sebesar 295.001 kg yang berada di 18 kabupaten/kota dalam rangka menanggulangi rawan pangan.
“Telah dilakukan juga penanggulangan kerawanan pangan yaitu balita yang terkena gizi buruk sebanyak 1.650 balita di Sumatera Utara dan bahan pangan masyarakat yang terkena bencana,” jelasnya.
Sumber : Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu