MEDAN,
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mendukung upaya percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi Pelabuhan Hub Internasional. Apalagi hal tersebut diyakini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.
Hal tersebut terungkap dalam rapat percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, yang dipimpin Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, di Ruang Rapat Kaharuddin Nasution, Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (6/1). Hadir di antaranya, Wakil Gubernur Musa Rajekshah, Sekretaris Daerah Pemprov Sumut R Sabrina, Bupati Batubara Zahir, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Ihsanuddin Usman, dan Perwakilan PT Pertamina, Project Coordinators GRR Kilang Bontang Aiman Tuahta Barus.
Rencananya, di kawasan Pelabuhan Kuala Tanjung juga akan dibangun kilang minyak dan petrokimia. “Saya tahu proyek ini pada tahun 2016. Segera bentuk tim, dimana ada orang Pemprov, Pemkab Batubara dan Pelindo, lakukan kerja sama dalam bentuk kelompok kerja, karena bila kilang minyak ini lekas dibangun di Kuala Tanjung akan mempercepat tumbuhnya perkembangan pelabuhan tersebut, salah satunya kita juga kejar investor dari Korea. Kalau targetnya pertengahan tahun 2020 sudah groundbreaking yah sudah dikerjakan dari sekarang,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi.
Gubernur pun berharap dengan terselesaikan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub internasional akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Sumut. “Saya berharap dari Kuala Tanjung ini lah nanti bisa menyejahterakan Sumatera Utara, karena sangat mungkin dari situ membuka banyak lapangan kerja, habis rapat ini harus sudah dibuat planning besar, kapan ini semua akan diselesaikan, siapa dan berbuat apa harus jelas,” ucap Edy Rahmayadi.
Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional yang terintegrasi dengan kawasan industri sebagai fasilitas penunjang (back bone) pelabuhan pun dilakukan secara bertahap, dimana tahap 1 sudah selesai dibangun dan dioperasikan terminal multipurpose dengan panjang dermaga 2×500 m dengan kapasitas petikemas 500 ribu Teus dan Tangki Timbun CPO 100 ribu metric ton.
Tahapan selanjutnya adalah pengembangan kawasan industri dan pengembangan pelabuhan sesuai pertumbuhan industri dan transhipment. Untuk itu, Pelindo membutuhkan penetapan lokasi (penlok) seluas 1.700 Ha, dimana 1.128 Ha diperuntukan untuk kebutuhan lahan kilang dan petrokimia dan 500 Ha untuk cluster industri lainnya. Ditaksir total dana yang dibutuhkan adalah Rp 9,5 Triliun.
Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Ihsanuddin Usman mengatakan bahwa di Pelabuhan Kuala Tanjung ini akan mampu menyerap banyak tenaga kerja. “Kami berharap dukungan yang optimal dari pemerintah, dimana bila ini terwujud akan ada lapangan kerja untuk 25.000 orang. Jika kita bekerja sesuai dengan porsi kita masing masing, awal tahun depan sudah bisa kita lakukan pembangunan konstruksi,” ujarnya.
Sumber : Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu