Medan,
Dengan masih adanya pemadaman listrik yang dikeluhkan masyarakat Sumatera Utara, Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si memanggil PT PLN yang dihadiri salah satu Direktur PLN yaitu Nasri Sebayang, Rabu (8/7).
Dalam Pertemuan yang berlangsung di Ruang Kerja Wagubsu Direktur Pengembangan PLN Nasri Sebayang didampingi 5 GM PLN yang ada di Sumut yaitu GM Wilayah Sumatera Utara, Dian Anto, GM Pembangkitan Sumbagut Sugianto, GM Proyek Pembangkit Sumbagut M Rafiq, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan III Robert Purba , GM Pusat Pengandalian dan Penyaluran Beban Eko. Sedangkan Wagubsu didampingi Assisten Ekbang Provsu Hj. Sabrina, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi .
Usai pertemuan selama satu jam, kemudian digelar Konprensi Pers. Menjawab tentang pemadaman listrik yang masihterjadi, Nasri Sebayang mengungkapkan permohonan maaf atas ketidaknyamanan masyarakat akibat pemadaman tersebut. Dia menjelaskan pemmadaman terjadi akibat tinginya beban puncak yang saat ini mencapai 1850 MW. “Beban puncak tahun ini sudah mencapai 1850 MW , meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Nasri. Menurutnya kapasitas pasokan listrik Sumut hanya memiliki cadangan 100 MW Cadangan, yang pada dasarnya belum mencukupi. Dijelaskannya defisit listrik Sumut saat ini salah satunya disebabkan 1 unit PLTU Nagan Raya yang sekarang dalam tahap first year inspection atau pemeriksaan tahun pertama setelah beroperasi yangtepat jatuh pada bulan Ramadhan. “Sudah menjadi ketentuan pembangkit, harus dihentikan operasionalnya untuk diperiksa dan dibongkar,” ujarnya.
Dia menyebutkan idealnya cadangan listrik 30% dari beban puncak yaitu minimal 550 MW. Semetara rata-rata pertumbuhan ketenagalistrikan di Sumut per tahun 6-7% , lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan beban puncak. “Beban puncak tumbuh 12 %, sementara pertumbuhan energy hanya 6-7%, makanya kita tetap perlu membangun pembangkit,” ujar Nasri.
PLTA Asahan III
Sementara itu Wagubsu menyampaikan PLTA Asahan III yang selama ini lebih dari 10 tahun mengalami kendala dalam pembangunananya, memasuki progress yang menggembirakan. Izin pinjam pakai lahan dari Kementerian Kehutanan sudah terbit pada 25 Juni 2015, sehinga kendala utama dalam proses pembangunannya dengan ini sudah menampakkan titik terang.
“Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan sudah keluar, sehingga Pemerintah Provinsi beserta Pemkab Tobasa dan Asahan akan segera membentuk Tim Inventarissasi Pengusaan Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dalam Hutan (IP4T) yang nantinya di ketuai oleh BPN,” jelas Wagubsu.
Dijelaskannya, dalam kawasan hutan yang akan dibangun PLTA Asahan III tersebut, ternyata ada 87 persil areal yang dikeluarkan sertifikatnya oleh BPN. “Perlu diinventarisir apakah sertifikat tersebut keluar sebelum SK 44 tahun 2005. Apabila sebelum SK tersebut, maka Menhut akan merevisi izin pinjam pakai kawasan yang dikeluarkan, jika ini selesai, PLN akan segera melaksanaan pembangunan pembangkit Asahan III,” jelas Wagubsu.
Dalam kesempatan itu Nasri menjelaskan bahwa krisis listrik Sumut baru benar-benar tuntas pada tahun 2019. Sebagaimana program pemerintah selama 2015-2019 akan membangun pembangkit 35 ribu MW. Dari program dimaksud Sumbagut akan masuk tambahan 2.300 MW yang saat ini sebagian sudah masuk proses konstruksi dan sebagian pelelangan . “Ditargetkan pada tahun 2019, cadangan listrik Sumut minimum 30% dari Beban Puncak akan tercapai sehingga kendala pemadaman listrik ke depannya tidak lagi terjadi,” katanya.
Dijelaskanya, PLTU Pangkalan Susu sebesar 2 x 200 MW saat ini dalam tahap penyelesaian. Menurutnya PLTU Pangkalan Susu menjadi tulang pungung mendukung system tenaga listrikan mulai Aceh, Sumut hingga perbatasan Riau. Sekarang PLTU Pangkalan Susu sedang pengujian akhir, dalam bulan depan dioperasikan secara komersial. Walaupun belum beroperasi secara komersil, tapi daya pembangkit masuk ke dalam sistem, dimana sehari beroperasi masuk total 320 MW untuk 2 unit, dan Desember diperkirakan mencapai 400 MW.
Sementara itu PLTG Arun dengan kapasitas 180 MW, pada September sudah masuk dalam system dimana blok pertama masuk sebesar 43 MW dan total 180 MW masuk pada Desember.
PLN juga melakukan ekspansi tahun ini mulai pembangunan PLTU Pangkalan Susu tahap III dan IV sebesar 2x220 MW diharapkan selesai 2018. “Mudah-mudahan tidak ada kendala –kendala masalah lahan dan jaringan transmisi yang menghambat,” katanya. Sedangkan PLTP Sarula sebesar 330 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2017-2018.