Medan,
Plt. Gubsu Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si diwakili Sekdaprovsu H. Hasban Ritonga, SH membuka Focus Group Discussion (FGD) antara pemerintah provinsi Sumatera Utara dengan lembaga sensor film Republik Indonesia (LSF-RI), Selasa (27/10) di Hotel Garuda Plaza Medan.
Hadir pada kesempatan itu Ketua Lembaga Sensor Film RI DR Ahmad Yani Basuki, M.Si, Para kepala SKPD Provsu diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provsu Elisa Marbun, Kadis Koperasi dan UKM Provsu M. Zein, Kepala Biro Otonomi Daerah Jimmy Pasaribu, perwakilan LSF Sumut Shafwan Hadi Umry, KPID Sumut Haris Nasution, dan para pelaku perfilman di Sumut hadir Jamaul Abidin.
Dalam sambutan Plt. Gubsu yang dibacakan Sekdaprovsu Hasban Ritonga mengatakan bahwa Pemprovsu mengucapkan terima kasih dan kepada Ketua Lembaga Sensor Film Republik Indonesia yang telah meluangkan waktu, pikiran dan dukungan sehingga memilih provinsi Sumatera Utara dalam pembentukan perwakilan sensor film daerah.
Dikatakannya pembentukan Provinsi Sumut sebagai salah satu dari 10 Provinsi yang direncanakan akan dibentuk perwakilan LSF tentunya dengan pertimbangan bahwa Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi yang kaya akan kearifan budaya lokal dan keberadaan production house (PH) yang cukup banyak. "Diharapkan dengan pembentukan perwakilan LSF, kearifan lokal khususnya Sumatera Utara dapat terangkat melalui perfilman," sebutnya.
Hal tersebut juga dilihat dari perkembangan perfilman yang semakin pesat. Ditandai dengan tumbuhnya rumah-rumah produksi dalam hal ini di daerah serta semakin banyaknya televisi-televisi lokal yang telah beroperasi. Juga lanjutnya Komunitas perfilman pun semakin berkembang didukung dengan semakin banyaknya kompetensi perfilman sebagai wahana dalam mengembangkan daya kreatif di bidang perfilman.
Perkembangan perfilman bisa dimaklumi dengan semakin mudahnya produksi film dikarenakan pesatnya kemajuan teknologi perfilman. Selain itu, perkembangan teknologi perfilman tidak hanya membuat teknis dan kualitas pembuatan film yang semakin mudah dan baik, namun lebih dari itu kemajuan teknologi dibidang perfilman telah membuat ongkos produksi dalam pembuatan film menjadi jauh lebih murah.
Mudah dan murahnya produksi film ini, lanjut Sekdaprovsu disamping menghadirkan potensi positif juga sekaligus potensi negatif. "Perlu adanya pengelolaan sedemikian rupa agar tidak membawa dampak negatif bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara Ketua LSF RI DR Ahmad Yani Basuki, M.Si mengatakan pembentukan perwakilan LSF di Provinsi Sumatera Utara mengingat perkembangan teknologi informasi saat ini sehingga membuat penayangan film lebih mudah, seperti dari sosial media.
Pertemuan ini, lanjutnya adalah sebagai tindaklanjut pertemuan yang diadakan pada tanggal 5 Oktober 2015 yang lalu dengan Sekdaprovsu dan SKPD dan instansi terkait perfilman yang memfinalkan rencana pembentukan perwakilan LSF di Provinsi Sumatera Utara yang telah dibahas sejak tahun 2012.
Bahkan, Ahmad Yani menambahkan akhir tahun 2014 Nota Kesepahaman (MoU) antara LSF dan Pemprovsu telah ditandatangani oleh Ketua LSF dan diparaf Sekdaprovsu pada masa itu.
Beberapa kesepakatan telah dicapai pada pertemuan tanggal 5 Oktober 2015 yang salah satunya bahwa pembentukan perwakilan LSF di Sumatera Utara akan dilaksanakan pada tahun 2016. Dengan mitra kerja teknis perwakilan LSF di Sumatera Utara adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara.
Oleh karenanya pada pertemuan ini LSF akan mengadakan Focus Discussion dengan Pemprovsu agar rencana pembentukan Perwakilan LSF di Sumut dapat terealisasi. "Dengan potensi yang ada LSF RI optimis, perwakilan LSF akan terbentuk pada tahun 2016," Sebut Ahmad Yani yang baru kurang lebih satu bulan di lantik sebagai ketua LSF RI.