MEDAN
Seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diharapkan dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1442 H. Terutama dalam upaya mewujudkan generasi yang taat beribadah.
Hal tersebut disampaikan Penasihat DWP Sumut Nawal Lubis didampingi Wakil Penasihat DWP Sumut Sri Ayu Mihari pada acara Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1442 H, di Kantor DWP Sumut Jalan Teuku Cik Ditiro Nomor 8 Medan, Rabu (17/3). Acara yang digelar DWP Sumut ini juga diikuti para pengurus DWP Kabupaten/Kota secara virtual.
"Hari ini kita laksanakan tidak seperti biasa, kita diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan ini mengingatkan kita tentang peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW yang mendapat perintah salat. Semoga dengan kegiatan ini dapat mewujudkan generasi taat ibadah," ucap Nawal.
Acara tersebut juga diisi dengan tausiyah yang disampaikan Ustaz Hasbi Al Mawardi Lubis. Nawal berharap, para anggota DWP Sumut dapat mengambil hikmah dari tausiyah yang disampaikan tersebut. Serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengajak keluarga agar lebih taat dalam beribadah.
"Kami harapkan, ibu-ibu dapat mendampingi dan menuntun anak-anak kita, agar dapat melaksanakan ibadah salat ini. Karena Isra Mikraj Nabi Muhammad merupakan perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat lima waktu," katanya.
Ketua DWP Sumut Linda Haris Lubis dalam kesempatan itu mengatakan, dengan kegiatan ini, meski dalam masa pandemi Covid-19, diharapkan dapat memberikan asupan spiritual bagi batin, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. "Mudah-mudahan seluruh materi dapat menambah ilmu yang dapat meningkatkan kualitas kita dalam taat beribadah," katanya.
Sementara Ustaz Hasbi Al Mawardi Lubis dalam tausiyahnya menyampaikan beberapa poin penting mengenai peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, yakni perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, kemudian dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.
Dijelaskan Hasbi, perjalanan yang luar biasa itu dilaksanakan Rasulullah dalam waktu yang sangat singkat, yakni hanya dalam satu malam saja. Kalau dicerna dengan akal dan logika manusia tentulah akan menolaknya dan manusia pertama yang menolak Isra Mikraj ini adalah Abu Jahal.
"Namun bagi kaum muslimin, tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Manusia pertama yang menerima Isra Mikraj Nabi Muhammad adalah Abu Bakar As Siddiq, dan di sini Allah SWT ingin melihat siapa hambanya yang meyakini akan perjalanan tersebut," jelas Hasbi.
Poin penting yang dapat dikutip dalam Isra Mikraj ini, menurut Hasbi, antara lain untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat, harus melaksanakan salat dengan khusuk. Kemudian, peristiwa Isra Mikraj juga mengingatkan manusia untuk tetap sabar dalam menjalani kehidupan dunia.
"Jangan sampai kita sukses di dunia, namun gagal di akhirat. Pelajaran yang dapat kita petik adalah untuk dapat memotivasi diri agar maju dan berdaya guna bagi orang lain. Hingga selamat di dunia dan akhirat," katanya. **(H14/DISKOMINFO SUMUT)