NIAS
Temui Kepala SMA/SMK se-Kepulaian Nias, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengingatkan para kepala sekolah (Kepsek) untuk memberikan teladan menanamkan akhlak/budi pekerti kepada para siswa. Sebab, menurutnya ilmu atau kepintaran tidak bisa menjamin seseorang punya moral dan beretika.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat bertemu seluruh Kepsek se-Kepulauan Nias, di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dahana, Desa Hiliganohita, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, Selasa (29/6). Hadir di antaranya, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, Bupati Nias Ya'atulo Gulo, Wakil Bupati Nias Arota Lase, Wakil Walikota Gunungsitoli Sowa'a Laoli, dan Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu.
Dalam arahannya, Gubernur menekankan pentingnya pendidikan menjadi prioritas dan dasar dari sebuah pembangunan dimanapun. Sebab sektor ini, merupakan kunci dari maju atau tidaknya sebuah peradaban, negara dan daerah. Karena keilmuan telah membawa perubahan dari zaman ke zaman, hingga era modernisasi saat ini.
"Saya sudah keliling ke 34 provinsi se-Indonesia, bahkan ke beberapa negara di dunia. Banyak yang sudah mengalami kemajuan pesat. Saya ingin Kepulauan Nias ini juga maju," ujar Gubernur.
Namun, menurutnya, keilmuan atau menjadikan generasi muda itu pintar tidak cukup. Sangat diperlukan penanaman akhlak kepada anak didik, sehingga penerus bangsa ini kelak berbudi pekerti. Muaranya adalah, ilmu yang dimiliki bisa bermanfaat bagi banyak orang, khususnya tempat kelahirannya.
"Anda tahu, para pelaku kejahatan seperti pengeboman itu kebanyakan adalah orang-orang pintar. Tetapi apakah itu bermanfaat bagi banyak orang? Tentu ini pertanyaan sekaligus tugas penting seorang kepala sekolah, agar dapat menanamkan nilai akhlak yang baik. Itu bisa, kalau kepala sekolahnya jujur dan baik, serta menjadi teadan di sekolahnya," jelas Edy Rahmayadi.
Selain itu, kata Edy, Kepsek harus memperhatikan semua yang ada di sekolah. Baik para siswa maupun guru-guru. Sebab apa yang terjadi, bahkan apa yang dibutuhkan di sekolah, seorang Kepsek harus mengetahuinya. Sehingga pengelolaan sebuah lembaga pendidikan, berjalan efektif, terutama dalam melahirkan generasi terdidik dan bermoral.
"Jangan kalian duduk-duduk saja, terus pulang paling cepat. Kepala sekolah itu, harusnya yang paling terakhir pulang dari sekolah sebelum penjaga sekolah mengunci pintu. Dia juga harus menunjukkan kecerdasan dan akhlak yang baik, dan berpenampilan yang baik," tambahnya.
Edy juga sangat berharap, lahir orang-orang terpelajar yang berbudi pekerti untuk bisa membangun daerah dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Muaranya adalah, Kepulauan Nias bisa jauh lebih maju dari daerah lain, dengan keberadaan generasi muda yang dididik dengan kasih sayang dan perhatian dari Kepsek bersama para guru.
"Kalau di sini sudah kaya alamnya, pariwisatanya hebat, tak kalah dari tempat lain, bersih dan membuat nyaman, dimanapun tempatnya, orang pasti akan datang kemari. Lihat seperti Hawai, tempatnya jauh. Tetapi orang senang ke sana. Saya ingin Kepulauan Nias juga begitu," sebutnya lagi.
Begitu juga dari segi perencanaan pembangunan, yang membutuhkan kematangan berfikir dan bertindak, kata Edy. Sehingga potensi yang ada, dapat dikelola secara maksimal oleh pemerintah daerahnya. Semuanya tidak terlepas dari integritas sumber daya manusia (SDM) yang didasari akhlak.
Turut hadir, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat M Fitriyus, Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Sumut Achmad Fadly, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Aspan Sofian, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Zubaidi, dan Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Bambang Pardede.**(H13/DISKOMINFO SUMUT)