MEDAN
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) Afifi Lubis mengatakan akan sulit menarik investor ke Sumut bila birokrasi masih belum memberikan peluang dan kemudahan dalam proses perizinan.
Menurut Afifi, masih banyak aparat yang melakukan perlambatan untuk memberi peluang dan kemudahan-kemudahan di sektor fiskal dan non fiskal, yang telah menghambat dan tidak menarik perhatian investor untuk berinvestasi.
“Menarik investor sulit, apa iya?. Jawabnya sulit. Kalau gayanya masih mempersulit,” kata Afifi saat membuka acara Capacity Building North Sumatera Invest Mapping Project (NSI-MSP) 2022 di Hotel Santika Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis Nomor 7 Medan, Rabu (29/6)
Afifi menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menjadi kunci untuk menarik investor agar berinvestasi ke Sumut adalah pemberian kemudahan di semua sisi. Untuk itu, Afifi meminta seluruh pihak untuk meninggalkan sistem birokrasi yang mempersulit investasi di Sumut.
“Jangan dipersulit, itu kunci utamanya. Kita harus mempunyai komitmen yang sama. Gaya kampungan itu (birokrasi perizinan yang mempersulit) harus jauh kita tinggalkan,” kata Afifi.
North Sumatera Invest adalah tim kerja lintas lembaga di Sumut yang bertujuan untuk meningkatkan investasi di Sumut. Kegiatan Capacity Building ini merupakan upaya untuk menjaring dan merumuskan peta proyek strategis peluang investasi di Sumut, sekaligus untuk meningkatkan kapabilitas dalam melakukan pemetaannya.
Hadir pada kesempatan itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Ibrahim, Perwakilan Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia Rosita Dewi yang hadir secara virtual, Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Pasifik BKPM Saribua Siahaan, Pelaku usaha nasional Ferry Christianto, dan peserta dari perwakilan Bappeda dan Dinas PMPTSP Kabupaten/Kota se-Sumut.
Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Ibrahim menyampaikan, North Sumatera Invest telah mengumpulkan dan menyeleksi berbagai proposal investasi yang diajukan Pemerintah 33 Kabupaten dan Kota se-Sumut. Selanjutnya proposal tersebut akan dipetakan dan diluncurkan pada Oktober 2022 mendatang.
“Harapannya, mapping project ini bisa menjadi yang pertama di Indonesia dan akan diluncurkan sekitar Oktober. Sehingga para investor bisa tahu ada banyak sekali potensi investasi di Sumatera Utara, ” kata Ibrahim.
Ibrahim juga menyampaikan, perekonomian Sumut masih dalam masa recovery, dengan catatan realisasi investasi pada triwulan pertama sebesar Rp9,52 triliun, atau tumbuh relatif tidak signifikan 44% dibanding tahun lalu (yoy). Artinya realisasi investasi di Provinsi Sumut telah mencapai sekitar 20% dari yang ditargetkan Pemerintah Pusat pada tahun 2022, yaitu Rp48,70 triliun.
“Melalui program atau aktivitas seperti inilah kita harapkan investasi Provinsi Sumatera Utara tetap on the track, bahkan bisa mencapai seperti yang diinginkan,” katanya.
Perwakilan Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia Rosita Dewi menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota se-Sumut, hingga pemetaan investasi ini dapat terwujud.
Menurut Rosita, penjaringan dan pemetaan proyek strategis peluang investasi yang dilakukan Provinsi Sumatera Utara adalah langkah positif untuk mendorong investasi di daerah. “Kegiatan ini kami pandang sangat bermanfaat bagi pemilik proyek. Untuk memberikan pemahaman dalam menyusun strategi yang tepat untuk menarik investor, ” katanya.**(DISKOMINFO SUMUT)