MEDAN
Ketua TP PKK Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis mengapresiasi kegiatan Nikah Massal Gratis sekaligus Kajian Parenting Tantangan Mendidik Anak di Era Milenial bersama Bunda Neno Warisman, oleh Pengajian Fastabiqul Khoirot (Faskho) di Raz Plaza Medan, Rabu (1/3) sore.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Yayasan Safiatul Amaliah Rahmawati Sofyan Raz, Ketua Pengajian Faskho Asmahan, para pengurus organisasi perempuan serta belasan pasangan suami istri peserta nikah massal.
Dari kegiatan itu, Nawal Lubis menyebutkan bahwa apa yang sering ia sampaikan kepada masyarakat tentang pengajaran bagi masyarakat, khususnya orangtua dalam mendidik anak, merupakan satu keniscayaan. Apalagi generasi penerus di usia anak-anak saat ini, sangat berbeda sikap dan karakter hingga lingkungannya dibandingkan generasi sebelumnya.
"Kita memang harus mengikuti perkembangan dan model (perilaku) anak-anak sekarang di era Milenial. Tetapi saya berharap, tetaplah memberikan pengajaran agama bagi anak kita," sebut Nawal Lubis.
Jika orangtua memberikan pengajaran dan mendidik anak di rumah, terutama tentang agama, maka mau bagaimanapun eranya, yang terpenting tetap mengupayakan agar anak-anak selalu taat beragama. Sebab lingkungan yang pertama dirasakan anak, adalah keluarga.
Sedangkan untuk pengajaran tersebut, Nawal Lubis mengingatkan bahwa sikap dan perilaku orangtua sangat mempengaruhi anak, baik dari sisi karakter, perilaku hingga budi pekerti. Karenanya ia berharap, seorang ayah dan ibu bisa mencontohkan segala perbuatan yang baik kepada anaknya.
"Kalau kita baik, pasti kita akan ditiru anak-anak kita, karena percayalah, kita adalah rule model bagi anak-anak kita," katanya.
Selain itu, Nawal juga mengapresiasi organisasi pengajian Faskho yang menggelar acara nikah massal gratis kepada masyarakat, terutama yang kurang mampu secara ekonomi.
"Insya Allah nanti kalau mereka punya keturunan, akan mendapatkan anak yang Soleh dan Solehah," harapnya.
Sementara Bunda Neno Warisman dalam ceramahnya mengatakan bahwa saat ini kecenderungan anak muda Milenial hingga mereka yang masuk kategori generasi Z dan Alfa, sangat dekat dengan teknologi. Sehingga aktivitas penggunaan gawai (ponsel) dan komputer begitu marak. Bahkan untuk aplikasi permainan, ada sekitar satu juta jenis yang tersedia.
"Jadi kuncinya, bagaimana menanamkan nilai kepada anak kita. Kita ingin bagaimana anak-anak kita, akhlaknya seperti para Sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Karenanya, lingkungan yang penting itu adalah keluarga," jelas Neno.
Menurutnya, media sosial tidak menunjukkan bahwa Islam itu indah. Meskipun banyak konten atau materi ajaran agama dari berbagai ulama, namun lebih kepada ceramah yang belum tentu dijadikan tuntunan bagi masyarakat.
"Tidak ada Islam yang Indah di medsos. Yang ada hanya ceramah ustaz. Tetapi perilaku yang ditampilkan, banyak yang sama sekali tidak mencerminkan kebaikan," sebut Neno, yang menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, dengan pendekatan pertemanan.
Yang terakhir katanya, adalah bagaimana menjaga hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Yaitu memelihara agar seorang hamba dan Sang Pencipta tetap terhubung dengan baik. Yakni menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan.** (H13/DISKOMINFO SUMUT)