SIMALUNGUN
Sumatera Utara (Sumut) akan terus berjuang untuk bisa menghadirkan World Rally Championship (WRC) di provinsi ini. Demikian diketahui dari obrolan santai mengenai kesiapan WRC yang digelar di Mes Pora Pora, Parapat, Kabupaten Simalungun, Kamis (22/6) malam.
Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Wakil Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Ananda Mikola, Ketua Badan Pengawas IMI Jeffrey JP, Ketua IMI Sumut Harun Mustafa Nasution dan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Wagub Sumut Musa Rajekshah mengatakan bahwa untuk menghadirkan WRC memang perlu proses dan waktu. Keseriusan dan semangat dari pemerintah sangat diperlukan agar WRC bisa kembali ke sini.
“Dan tujuan kita untuk menghadirkan WRC ini memang untuk bangsa dan negara. Bagaimana negara kita dan Sumut kembali dilihat di dunia. Dengan adanya WRC, Danau Toba semakin dikenal dan dampak ekonominya bisa membantu masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Ijeck tersebut.
Ia juga sudah menyampaikan keinginannya tersebut ke Presiden RI Joko Widodo. Dan mudah-mudahan November nanti dalam final kejuaraan APRC terakhir, Presiden RI bisa datang ke Danau Toba.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua IMI Sumut Harun Mustafa Nasution, yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut. Sebagai wakil rakyat, ia juga ingin rakyat merasakan dampak dari adanya WRC.
“Saya pikir masukan kawan-kawan tadi positif. Kita sama-sama akan berjuang untuk kembali menghadirkan WRC ke sini. Sebagai orang yang merangkap wakil rakyat saya juga ingin mengenalkan destinasi kita ke dunia. Pendapatan rakyat kita juga bertambah,” ujarnya.
Ketua Badan Pengawas IMI Jeffrey JP menilai, secara motivasi dan semangat sebenarnya saat ini sudah sangat siap. “Cuma kita harus realistis juga. Makanya kita harus menginventori faktor-faktor apa yang harus kita persiapkan nanti. Itu kita petakan. Kita konekkan dari inventori itu kemana. Misalnya pemerintah pusat perlu dukungan ini. Pemerintah daerah perlu dukungan ini. Komunitas dan masyarakat juga harus mendukung,” katanya.
Bukan hanya itu, masyarakat juga sebenarnya sudah paham rally itu apa. Dan yang harus perlu diperhatikan juga infrastrukturnya. “Ini perlu kita inventori, hotel di Medan berapa. Kita butuh kurang lebih 5.000 kamar dengan bintang 4 dan 5. Kemudian spesial stage (SS) nya juga. Bukan hanya asal dipersiapkan tapi bagaimana SS ini dibuat agar masyarakat juga bisa membeli dengan tiket dan ada income dari situ,” sebutnya.
Selain itu, katanya, yang paling berat adalah bagaimana Indonesia bisa mengikuti apa yang menjadi keinginannya FIA yaitu Rally Safety Guidelines 2023 yakni 7 index dan 60 items.**(H19/DISKOMINFO SUMUT)