Medan,
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menutup Musyawarah Nasional (Munas) KAHMI ke-10 di halaman Istana Maimun Medan, Minggu (19/11). Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa kemajuan bangsa dengan mewujudkan cita-cita yakni menciptakan masyarakat yang adil dan makmur harus diupayakan dengan kerja keras. Sebab, tidak ada cita-cita yang dapat direalisasikan tanpa usaha yang dilakukan dengan baik.
“Tidak terasa Kahmi sudah berusia 50 tahun. Kahmi terdiri dari berbagai unsur, ada birokrat, akademisi, ada pengusaha, ada professional, tentara, polisi dan sebagainya. Pada umumnya semua mengabdi kepada bangsa dan negara,” ujar Jusuf Kalla.
Lebih lanjut dikatakannya, hal itu meurpakan harapan, namun bagaimana melanjutkan cita-cita bangsa, merealiasikan cita-cita itu yang penting. “Walau sering dikatakan yakin usaha sampai, tapi kalau hanya sekadar yakin terus usahanya sampai, tidak ada upaya sama saja. Tapi bagaimana sampai itu tentu bagian dari upaya kita,” kata Jusuf.
Hadir dalam kesempatan itu, Mendikbud RI, Muhadjir Effendy, anggota DPR RI dan DPD RI, Ketua Presedium Majelis Nasional Kahmi 2012-2017, Mahfud MD dan para senior Kahmi, Presedium Majelis Nasional Kahmi yang baru terpilih 2017-2022, Gubsu, Tengku Erry Nuradi, Plt Sekdaprovsu, Ibnu Hutomo, unsur Forkopimda daerah Sumut, Ketua dan jajaran pengurus Majelis wilayah Kahmi Sumut, dan HMI Sumut.
Jusuf Kalla menegaskan bahwa tidak ada cita-cita yang sampai dengan sendirinya. Tidak ada cita-cita yang terlaksana sendiri, semuanya dapat dirah dengan usaha yang keras. Makanya slogan HMI “Yakin Usaha Sampai” tentunya harus dibarengi dengan usaha yang keras. “Bangsa ini bangsa kita semua, negeri ini negeri kita semua, karena itu baik dan buruknya negeri ini menjadi tanggung jawab kita semua,” terang Jusuf Kalla.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana usaha kita untuk menjadikan keadaan bangsa ini tumbuh dengan seimbang, memiliki keadilan, sebab semua keadilan social itu tidak akan jatuh dari langit, tapi semua harus diusahakan dengan baik.
“Akibat kekurang stabilan yang terjadi di negara kita menimbulkan masalah ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tidak bisa dinikmati semua pihak, makanya harus diupayakan bagaimana dapat dinikmati oleh semua pihak. Untuk itu, harus tumbuh kader baru di bidang ekonomi, pengusaha, dan lainnya. Sebab, kalau di politisi itu sudah banyak, birokrat juga sudah banyak. Makanya, jangan semua mau menjadi birokrat, karena sangat sedikit yang dapat diterima setiap tahunnya,” ujarnya.
Oleh karena itulah, lanjut Jusuf, harapan terbesar bagaimana memajukan perekonomian bangsa secara bersama, dan bagaimana bisa dinikmati semua masyarakat, caranya dengan mendorong generasi muda, kader HMI dimanapun berasa untuk menekuni usaha yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa. “Itu yang selalu kita harapkan, dalam membangun bangsa dan mengurangi kesenjangan bangsa ini serta mengurangi ketidaknyamanan, kekurang harmonisan pertumbuhan bangsa, semua harus diusahakan, tidak ada yang jatuh dengan sendirinya,” papar senior Kahmi ini.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengingatkan bahwa Kahmi harus kembali mengingat tujuan HMI yakni membina insan akademis pencitra dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terlaksananya bangsa yang adil makmur dan dirahmati Allah.
“Oleh karena itulah pada ujungnya kita semua berkewajiban membina bangsa ini agar maju dan makmur. Apalagi bangsa yang besar tidak mudah mengaturnya dibanding bangsa yang lebih kecil. Makanya, saya harapkan alumi kita yang besar harus mengingat dan tetap konsekuen atas tujuan Kahmi menjadi tujuan kehidupan bagi semua,” terang Jusuf.
Wapres juga mengatakan, Indonesia merupakan bangsa dengan penduduk Islam terbesar di dunia dan menjadi salah satu bangsa yang damai jika dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah maupun Asia Selatan, Islam di Asia Tenggara ini jauh lebih damai. “Hal itu diakibatkan sejarah islam yang dibawa oleh pedagang yang merangkap ulama atau sebaliknya, juga dipengaruhi oleh pikiran yang muncul dari HMI, seperti pikiran Cak Nur, Nurcholis Majid yang memberikan warna hingga sekarang kepada generasi bagaimana hidup bersama, bagaimana Islam berkembang dengan damai. Semua ini menggembirakan dan membanggakan, bahwa pikiran cendekiawan yang timbul,” ujarnya.
Oleh karena itulah, Jusuf Kalla mengharapkan organisasi Kahmi dapat menonjolkan intelektualisme kecendekiawanan. Kalau berbicara dengan batas inteltualitas, tidak berbicara tanpa ujung yang tidak diketahui. “Begitu juga dengan bekerja, menjaga harmoni bangsa tidak akan tercapai tanpa kemajuan ekonomi, tenpa kemakmuran dan keadilan karena itu gabungan harmoni kebangsaan dengan kemajuan bangsa, makanya mari kita berupaya meningkatkan kemajuan bangsa dari sudut keilmuan, intelektualisme yang baik, tentu itu akan bisa kita capai,” terangnya.
Wapres juga berpesan kepada Presedium Majelis Nasional Kahmi yang baru terpilih 2017-2022 agar dapat membuat Kahmi besar dan bersatu. “Saya lihat dari daftar yang terpilih, alhamdulillah semuanya bhineka tunggal ika, berasal dari berbagai daerah, berbagai universitas. Saya harapkan presidium dapat memajukan Kahmi dengan sepenuh hati,” katanya.
Gubsu Dr. Ir. H. Tengku Erry Nuradi,M.Si mengatakan, rasa syukur sejak dibukanya Munas Kahmi ke-10 hingga ditutup berlangsung dengan aman dan lancar serta menghasilkan program kerja serta terpilihnya kepengurusan Presedium Majelis Nasional Kahmi 2017-2022 dan Presedium Majelis Nasional Alumi HMI Wati. “Saya ucapkan selamat kepada 9 presedium yang terpilih, semoga mampu merekatkan keluarga Kahmi dan bisa mengelola potensi HMI secara optimal,” kata Erry sembari mengatakan tentunya sejarah telah mencatat peranan Kahmi membangun bangsa agar tetap diingat, selalu melekat dan menjadi ingatan sepanjang masa.
Presedium Majelis Nasional Kahmi yang baru terpilih 2017-2022, Kamarussamad mengatakan, setelah alumni berkiprah menjadi akademisi, politisi dan birokrat, inilah saatnya alumni mengambil bagian wirausaha. Sebab, di bidang inilah nanti diharapkan dapat menjadi satu kekuatan baru bagi alumni HMI di bidang ekonomi.”Dalam kebijakan nasional kita akan menambahkan pilar ke-4 yakni entrepreneurship menjadi program nasional 5 tahun yang akan datang. Sehingga Majelis Nasional Kahmi jika ke daerah tidak hanya berbicara isu kebangsaan dan nasional tapi juga akan berbicara mengenai forum bisnis. Kita harus mengubah mindset dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja,” ujar Kamarussamad.