MEDAN
Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Dessy Hassanudin menyampaikan keinginannya agar setiap kabupaten/kota mempunyai produk unggulan. Karena produk unggulan tersebut bisa menjadi ciri khas bagi suatu daerah.
Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dekranasda Provinsi Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (15/1). Hadir di antaranya para Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-Sumut, para Kepala OPD Pemprov Sumut, Pimpinan BUMN dan BUMD, dan para pengurus Dekranasda.
“Kalau daerah tidak mempunyai produk unggulan, artinya tidak memiliki target. Jadi, dengan adanya produk unggulan maka masing-masing daerah mempunyai kreativitas. Itulah yang harus kita tonjolkan. Apalagi kita sebentar lagi ada kegiatan besar PON. Ini menjadi momen buat setiap daerah untuk memperkenalkan produk unggulan kita nantinya," ujar Dessy Hassanudin.
Contohnya di Nias, ada produk tikar anyaman yang bisa menjadi produk unggulan dari Nias. Begitu juga dengan Toba yang mempunyai tenun, seperti ulos yang banyak coraknya. Jadi, menurutnya, setiap daerah mempunyai corak dan ciri khas masing-masing yang dapat ditonjolkan.
Dessy juga berharap, penyelenggaraan Raker Dekranasda Sumut tahun ini dapat menjadi sarana komunikasi, koordinasi, serta sinkronisasi seluruh pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan persepsi dalam pembinaan dan pengembangan industri kerajinan berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Dekranas.
“Kami menganggap sinkronisasi dan rencana aksi program kegiatan ini sangat penting, khususnya jika dikaitkan dengan fungsi Dekranas yang sangat mulia,” sebutnya.
Ia pun berharap, Dekranasda dapat meningkatkan hubungan kemitraan dan kerja sama dengan berbagai berbagai pihak, guna mendorong perluasan akses pasar bagi produk-produk kerajinan dan membangun ekosistem industri kerajinan melalui penguatan potensi yang ada di Sumut.
“Semoga UKM binaan Dekranasda seluruhnya dapat mengembangkan pasar kerajinan dengan memanfaatkan teknologi digital,” harap Dessy.
Sementara itu, Ketua Harian Dekranasda Sumut Mulyadi Simatupang menyampaikan, pada tahun 2023 Dekranasda Sumut telah melakukan berbagai macam kegiatan berupa pelatihan yang diberikan bagi pelaku UKM. Mulai dari pelatihan tingkat kabupaten/kota, provinsi, pusat, hingga internasional.
“Pelatihan yang diberikan salah satunya adalah membatik, pembuatan suvenir, anyaman, mewarnai dengan bahan alami. Kami berharap di tahun 2024 ini pelatihan yang diberikan juga semakin banyak,” katanya.
Selain pelatihan, lanjut Mulyadi, Dekranasda Sumut juga mengikuti berbagai pameran, yang diikuti oleh pelaku para UKM dengan memamerkan produk unggulannya. Seperti dalam waktu dekat ini, akan ada pemeran Inacraft yang akan diselenggaran di Jakarta Convention Center (JCC).
Menanggapi hal itu, Ketua Dekranasda Toba Rita Marlina Poltak Sitorus menyampaikan, bahwa pihaknya sangat mengapresiasi adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh Dekranasda Sumut. Salah satu produk unggulan dari Kabupaten Toba adalah tenun.
“Sebelum diberikan pelatihan oleh Kemenparekraf, penenun kami menggunakan bahan sintetis. Pada tahun 2021, penenun kami barulah mendapat pelatihan dari Kemenparekraf. Perajin dilatih dari nol hingga mampu membuat produk berkualitas dengan memakai warna alami,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, penenun juga diajarkan soal manajemen pemasaran. Sayangnya pelatihan seperti itu masih dilaksanakan satu desa saja.
“Kami berharap Dekranasda Sumut nantinya memberikan kegiatan berupa pelatihan bagi penenun kami yang lainnya. Namun harapannya, pelatihannya jangan hanya tiga hari, karena kalau tiga hari, hanya dasar-dasarnya saja yang dipelajari. Dengan demikian kami berharap kualitas penenun kami bisa meningkat dan naik kelas,” harapnya.**(H21/DISKOMINFOSUMUT)