MEDAN
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus melakukan berbagai langkah untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan strategis, dalam upaya pengendalian inflasi. Di antaranaya melalui Satgas Pangan melakukan monitoring sejumlah harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional.
Kemudian, mengadakan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah, melaksanakan operasi pasar dengan dinas terkait, serta pencananangan gerakan tanam komoditas pangan, yang sering menyebabkan inflasi seperti cabai merah.
Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Sumut Hassanudin usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi Daerah secara virtual dari Ruangan Sumut Smart Province, Lantai 6, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (20/5)
“Kita jaga terus Inflasi ini agar terkendali, menjaga stabilitas produksi di tengah cuaca ekstrem, memangkas rantai distribusi, berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, serta pemanfaatan Belanja Tidak Terduga (BTT)) dalam bentuk subsidi ongkos angkut bahan pangan, serta kerja sama antara TPID, Satgas Pangan, BI, Forkopimda Kabupaten/Kota,” kata Pj Gubernur.
Sementara itu, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir yang memimpin secara viritual, mengharapkan para kepala daerah untuk mengoreksi langkah-langkah pengendalian inflasi di daerah masing-masing, dengan langsung turun ke lapangan.
“Kepala daerah harus melihat tetangga sebelah, baik itu Gubernur, Bupati, Walikota, kalau tetangganya inflasinya bisa terjaga, namun di daerahnya sendiri tidak bisa terkendali, maka harus mencontoh tetangga sebelahnya. Teman-teman kepala daerah untuk fokus mengendalikan inflasi ini terutama bahan pangan seperti beras, bawang merah cabai merah, gula pasir dan termasuk minyak goreng,” katanya.
Tomsi Tohir juga berharap, seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) dan Kementerian Lembaga (KL) untuk aktif melaporkan perkembangan harga bahan-bahan pangan melalui wasinflasi.kemendagri.go.id, sehingga pemerintah bersama pihak-pihak terkait dapat mencari solusi terbaik dalam penanganannya.
Deputi I Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga Minggu ke-3 Mei 2024 secara historis dari 2020 – 2023 pada Mei selalu mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada Mei 2022 sebesar 0,40%. Adapun kelompok yang dominan menyumbang inflasi pada periode Mei adalah makanan, minuman dan tembakau, bawang merah, daging ayam ras, ikan segar dan daging sapi .
“Inflasi komoditas berdasarksan pemantauan harga Sistem Pemantuan Pasar dan Kebutuhan Pokok. (SP2KP) pada minggu kedua Mei 2024, beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat dan perlu diwaspadai, karena terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah, cabai merah, gula pasir, bawang putih dan telur ayam ras. Namun harga beras terus mengalami penurunan sampai dengan Mei 2024, seiring masuknya panen raya sepanjang Maret-April 2024,” jelasnya.
Rakor tersebut juga diikuti Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian Edy Priyono, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Kebutuhan Pokok dan Barang penting Kemendag Bambang Wisnubroto, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan Batara Siagian serta para Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia.**(H20/DISKOMINFO SUMUT)