Medan,
Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang memiliki risiko tinggi terpapar dan terkena bencana alam. Berdasarkan data dan informasi bencana, jumlah kejadian bencana di Sumatera Utara sepanjang triwulan pertama Tahun 2018 sebanyak 15 kejadian bencana, yaitu erupsi gunung sinabung 3 kejadian, banjir 5 kejadian, angin puting beliung 4 kejadian, banjir bandang 1 kejadian dan longsor 2 kejadian.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Utara Dr. Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si pada pidato pengarahan yang dibaca Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara Drs. H. MHD. Fitriyus, SH, MSP saat memimpin apel pagi di halaman Dinas Kominfo Provsu yang diikuti Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Staf dan Tenaga Pendukung, Senin (07/05).
Lebih lanjut dikatakan Gubsu, Sumatera Utara harus mewaspadai 140 kejadian yang berpotensi menimbulkan bencana seperti gempa bumi 83 kejadian, banjir 3 kejadian, angin puting beliung 1 kejadian, tanah longsor 4 kejadian dan Hotspot Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) 49 kejadian.
“Saat ini, kejadian bencana yang berdampak cukup besar adalah debu erupsi gunung sinabung yang telah menutup lahan pertanian masyarakat seluas 30.000 hektar serta infrastruktur pendukung di 110 desa di Kabupaten Karo,” ujar Gubsu.
Sementara itu, lanjut Gubsu sebagai tindakan mitigasi untuk menghindari lahar dingin gunung sinabung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia tahun ini sedang melaksanakan pembangunan 4 unit Sabodam (pengendali lahar akibat letusan gunung berapi) di jalur sungai Lau Borus Kabupaten Karo. Selanjutnya, pada tahun 2019 dibangun 10 unit Sabodam yang dilengkapi CCTV pada setiap Sabodam dan berjaringan sehingga jalur lahar dingin dapat dipantau melalui Command Center Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provsu dan ter-link dengan program Smart Province Sumatera Utara. (LIP)