Medan,
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Dr. Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si mengutuk aksi teror bom di Gereja Santa Maria Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro dan GPPS Jalan Arjuna Surabaya, Minggu (13/5) pukul 07.10 WIB. Selain menimbulkan korban jiwa dan meresahkan masyarakat, aksi teror itu juga mengganggu stabilitas keamanan.
Gubsu juga menyampaikan rasa simpati dan duka yang mendalam atas terjadinya korban jiwa dalam ledakan bom tersebut. “Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara saya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terjadinya korban jiwa dalam peristiwa itu, semoga keluarga korban diberi kesabaran,” ujar Gubsu, Minggu (13/5) di Medan.
Kepada masyarakat Sumatera Utara (Sumut), Erry Nuradi mengimbau tetap tenang dan bersama-sama menjaga suasana tetap kondusif. Serta tidak terpancing isu-isu yang dapat menimbulkan suasana rusuh dan tidak kondusif.
“Masyarkat Sumut harus tetap tenang dan bersama-sama menjaga suasana kondusif. Tidak saling menuduh dan menyalahkan, apalagi sampai terpecah-belah. Masih kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap dan menindak tegas para pelaku teror tersebut,” katanya.
Erry mengimbau kepada para pimpinan agama untuk menenangkan dan memberikan penguatan nilai-nilai toleransi antar umat beragama kepada jemaat masing-masing. "Suasana kondusif dan toleransi antar umat beragama di Sumut ini harus kita pertahankan dan perjuangkan bersama," ujarnya.
Erry juga mengimbau kepada seluruh bupati/walikota di Sumatera Utara dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), agar bekerjasama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh tempat.
Kepada para bupati/walikota serta OPD Pemprovsu juga diimbau untuk mengarahkan para stafnya agar meningkatkan kewaspadaan di kantor. “Memberikan semangat pada jemaat yang ingin melaksanakan ibadah agar tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing terhadap orang yang lalu lalang,” ujarnya.
Kepada pers, Gubsu mengimbau untuk tidak menyiarkan pemberitaan yang justru menambah keresahan di tengah masyarakat. Pers harus menyiarkan berita yang akurat di tengah masyarakat, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip jurnalistik dan regulasi yang ada.
“Jangan sampai masyarakat menerima teror berulang, karena munculnya informasi dan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Tengku Erry, sembari mengingatkan pers harus menjadi perekat sosial antar masyarakat, untuk menjaga situasi lebih kondusif.
Sumber: Biro Humas dan Keprotokolan Provsu