Medan,
Secara bertahap permasalahan – permasalahan dan isu – isu strategis yang menghambat laju pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera Utara seperti pemilikan lahan yang masih kecil, kehilangan produksi yang masih tinggi, terjadinya kerusakan infrastruktur pertanian dan lemahnya akses petani terhadap teknologi, informasi pasar serta permodalan dapat diminimalisir.
Hal tersebut dikatakan Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj. Gubsu) Drs. Eko Subowo, MBA pada pidato pengarahannya yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provsu Drs. H. MHD. Fitriyus, SH, MSP pada Apel Pagi di Halaman Kantor Dinas Kominfo Provsu, Senin (2/7).
Lebih Lanjut dikatakan Pj. Gubsu, permasalahan tersebut dapat diminimalisir dikarenakan Pemerintah daerah melalui Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan Produksi komoditi Pangan dan Hortikultura di Sumut seperti pemberian bantuan sarana produksi, perbaikan jaringan irigasi, pembuatan jalan usaha tani, penerapan Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan pemberian insentif bagi desa yang tidak mengalami alih fungsi lahan, penguatan lembaga penyuluhan dan pelatihan pemuda tani.
Adapun hasil yang dicapai dalam peningkatan produksi sangat signifikan dimana sebagian komoditi tanaman pangan dan hortikultura telah mencapai swasembada pangan. Untuk Komoditi Pangan, jika pada tahun 2014 produksi padi di Sumut berkisar 3.631.1039 Ton Gabah Kering Giling (GKG) maka pada tahun 2017 telah mencapai 5. 089.143 Ton GKG atau meningkat rata – rata 484.034 Ton GKG atau 13,33 % per tahun. “Hasil tersebut menempatkan Provinsi Sumut menjadi peringkat 5 (lima) besar Provinsi sentra Penghasil Beras di Indonesia” ujar Pj. Gubsu.
Untuk Komoditi Hortikultura, bawang merah perkembangan produksinya pada 3 Tahun terakhir sangat pesat. Pada Tahun 2014 Produksi Bawang merah di Sumut mencapai 7.810 Ton, maka pada Tahun 2017 telah meningkat menjadi 16.103 Ton atau meningkat rata – rata 2.764 Ton atau 35,39 per Tahun.
Selain itu, hasil pencapaian produksi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura selama 3 (Tiga) tahun terakhir di Sumut telah berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan petani yang terlihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumut. Jika Pada Tahun 2014 PDRB Sub Sektor Tanaman pangan dan Hortikultura berkontribusi 6,07 % terhadap PDRB Sumut maka pada tahun 2016 meningkat menjadi 6.16 % . Demikian juga untuk NTP Sumut, pada Tahun 2014 NTP sebesar 100,08, maka pada Tahun 2016 telah meningkat menjadi 100,19.
Pj. Gubsu berharap kedepannya program pembangunan yang sudah ada harus lebih difokuskan lagi untuk mengatasi berbagai permasalahan dan isu – isu yang masih terjadi yaitu dengan tetap melaksanakan program – program peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan sarana dan prasarana, penguatan kelembagaan penyuluhan dan petani, mendorong generasi muda petani untuk menjadi agro entrepreneurship di bidang pertanian. (LIP)